SEJARAH ANATOMI MANUSIA			
- Anatomi kuno

Masa ini dimulai setidaknya pada permulaan tahun 1600 SM, saat 
dikeluarkannya Papirus Mesir kuno oleh ilmuwan peradaban Mesir kuno. 
Pada saat itu telah dapat dikenali beberapa Organ. dan pengetahuan dasar
 akan Pembuluh darah. Hipokrates adalah ilmuwan Kedokteran Yunani kunoyang karyanya masih diakui hingga sekarang. Ia adalah seorang Dokter
 pada akhir abad ke-6 SM atau awal abad ke-5 SM. Hippokrates telah dapat
 memahami ilmu dasar mengenai Sistem Rangka dan Otot dan awal pemahaman 
lebih dalam akan kerja organ seperti Ginjal.  Namun, banyak karya 
lainnya yang didasarkan pada spekulasi bukan pada penelitian keilmuan. 
Penggunaan tubuh matiManusia  atau Mayat untuk penelitian ilmu anatomi 
dimulai pada abad ke-4 SM, saat Heropilos dan Erasitarus mempertunjukkan pembedahan mayat di Iskandariyah di bawah bantuan Dinasti
 prortomais. Herophilos adalah orang yang pertama kali mengembangkan 
ilmu anatomi berdasarkan struktur asli tubuh manusia.
Ilmuwan yang cukup penting dalam masa anatomi kuno adalah galen (abad
 ke-2 M). Ia banyak mengumpulkan ilmu-ilmunya dari ilmuwan terdahulu dan
 banyak memahami fungsi organ dengan melakukan pembedahan hidup-hidup 
pada hewan. Banyak koleksi gambar anatominya berdasarkan anatomi Anjing, dan dianggap sebagai “
Grays Anatomi” pada dunia kuno selama 1500 tahun. Karya-karya aslinya banyak yang hilang, dan kebanyakan hanya diketahui oleh Dokter
 pada masa Reinasans. Oleh karena larangan Agama untuk pembedahan 
manusia hidup-hidup, Galen menganggap struktur anatomi manusia serupa 
dengan anatomi Anjing.
2. Zaman Pertengahan
Pada abad ke-16, Vesalius
 menerbitkan
 gambar-gambar anatominya dari hasil perjalanan leuven hingga  Padua 
dengan cara membedah korban eksekusi gantung. Ia berhasil menunjukkan 
perbedaan besar mengenai gambaran anatomis tubuh manusia dengan anjing 
(gambaran Galen). Melalui penelitiannya pada anatomi mayat manusia, 
Vesalius menemukan berbagai kesalahan dalam karya Galen yang saat itu 
menjadi pegangan utama dunia kedokteran. Vesalius mengungkapkan bahwa 
penelitian Galen didasarkan pada anatomi binatang, khususnya anjing. 
Meski demikian, sebagian orang masih memercayai ajaran Galen. Mereka 
percaya Galen tidak melakukan kesalahan, hanya saja tubuh manusia 
mungkin telah berubah sejak Galen melakukan penelitian. Mereka mengecam 
Vesalius, menyebutnya sebagai orang gila, mencoba menghalangi penunjukan
 Vesalius menjadi dokter kekaisaran, dan menyebar fitnah.
Vesalius juga mengungkap kesalahan Aristoteles mengenai struktur dan 
fungsi jantung. Karya monumental Vesalius di tahun 1547, On the Fabric 
of the Human Body, bertentangan dengan pikiran Aristoteles yang percaya 
bahwa jantung adalah pusat syaraf. Vesalius percaya bahwa otak dan 
sistem syaraf adalah pusat pikiran dan emosi, berbeda dengan para 
pengikut Aristoteles yang percaya bahwa jantung adalah pusat dari tubuh,
 Vesalius sempat berselisih dengan para teolog mengenai jantung sebagai 
pusat jiwa. Pembedahan mayat manusia yang dilakukan Vesalius juga 
mendapat kecaman dari gereja.
3. Zaman Sains Arab
Ketika Islam mencapai kejayaannya, studi anatomi dikembangkan para 
saintis Muslim. Para ilmuwan Muslim tak hanya mempelajari buku-buku yang
 diterjemahkan dari bahasa Yunani, namun juga mengembangkan, mengkritisi
 serta menemukan sesuatu yang baru dalam studi anatomi.  Ilmuwan masyhur
 bernama Abu Bakar Muhammad ibnu Zakariya Razi  atau al-Razi (865 M- 925
 M) berhasil mematahkan teori humorism yang dikemukakan oleh Galen.
Al-Razi merupakan dokter pertama yang menolak teori humorism Galen. 
Ia meragukan teori Galen itu pada abad ke-10 M. Rhazes mengkritik teori 
Galen yang menyatakan bahwa tubuh memiliki empat jenis “humor” (zat 
cair), yang menjadi kunci keseimbangan bagi kesehatan dan mengatur suhu 
tubuh. Sang dokter Muslim mematahkan teori itu lewat sebuah percobaan. 
Ia memasukkan suatu cairan dengan temperatur berbeda ke dalam tubuh 
dengan peningkatan atau penurunan panas tubuh, yang mirip dengan suhu 
cairan tertentu. Al-Razi mencatat bahwa minuman hangat akan meningkatkan
 panas tubuh ke derajat lebih tinggi dari suhu alami. Sehingga minuman 
akan memicu respons dari tubuh, bukan hanya mentransfer sendiri hangat 
atau dingin itu.
Dokter Muslim legendaris lainnya melakukan percobaan dalam bidang 
anatomi adalah Ibnu Sina (980 M – 1037 M).  ”Kontribusi ibnu Sina  dalam
 studi fisiologi adalah mengenalkan eksperimen secara sistematis yang 
dituangkan dalam 
The Canon of Medicine,”  papar Katharine Park dalam karyanya berjudul 
Avicenna in Renaissance Italy: The Canon and Medical Teaching in Italian Universities after 1500 by Nancy G Siraisi.
Studi anatomi kemudian dikembangkan oleh dokter Muslim agung bernama 
Ibnu Nafis (1210 M -1288 M). Ia merupakan orang pertama yang secara 
akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia. Aliran 
Nafsian yang dikembangkannya itu bertujuan untuk menggantikan doktrin- 
doktrin kedokteran yang dicetuskan pendahulunya yakni Ibnu Sina alias 
Avicena dan Galen – seorang dokter Yunani. Al-Nafis menilai banyak teori
 yang dikemukakan kedua dokter termasyhur itu keliru. Antara lain 
tentang denyut, tulang, otot, panca indera, perut, terusan empedu, dan 
anatomi tubuh lainnya. Guna meluruskan teori dan doktrin kedok teran 
yang dianggapnya keliru itu, al-Nafsi lalu menggambar diagram yang 
melukiskan bagian-bagian tubuh yang berbeda dalam sistem fisiologi 
(kefaalan) yang dikembangkannya. Dalam  
Kitab Sharh al-Adwiya al-Murakkaba, al-Nafis mengomentari 
Canon of Medicine karya Ibnu Sina.